Gambang Kromong sebagai Identitas Orang Cina Benteng

Risma Sugihartati(1*)

(1) Program Studi Bahasa Inggris Unindra PGRI
(*) Corresponding Author

Abstract


Pemberlakuan Instruksi Presiden No 14 Tahun 1967 memiliki pengaruh berbeda terhadap dua kesenian Cina yakni gambang kromong dan barongsai yang digunakan sebagai penunjuk identitas etnis Cina. Pada kesenian gambang kromong Inpres tersebut tidak dapat diberlakukan karena terkait dengan atribut yang melekat pada gambang kromong itu sendiri. Atribut ini adalah bahwa gambang kromong sebagai kesenian akulturasi dan bukan kesenian yang berasal dari negeri leluhur orang Cina yakni Tiongkok. Pada akhirnya, gambang kromong yang dimiliki oleh orang Cina Benteng menjadi penunjuk identitas ethnic group yang akan memperkuat eksistensi mereka di Indonesia.


Keywords


identitas; cina benteng; gambang kromong; akulturasi; ethnic group

Full Text:

PDF (Indonesian)

References


Adi, R. (2003) “Akulturasi Cina Benteng, Wajah Lain Indonesia”. Jakarta: Kompas. 3 Februari.

Barth, F (ed.). (1988). Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta: UI Press.

Danandjaja, J. (1987). “Perayaan Imlek dan Pesta Cap Go Me”, Jali-Jali 1:31-41.

____________. (2002) “Keberadaan Suku Bangsa Cina Betawi Mulai Diingat Kembali”, Jurnal Betawi 1:45-55.

Kleden, N. (1996). Lenong Betawi, Studi Perbandingan Diakronik, Yayasan Obor dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan. Jakarta, 1996.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta.

Kompas. (2004). “Gambang Kromong dan Tradisi Cina Benteng”, Jakarta, 3 Februari.

______. (2004). Aspirasi Politik Cina Benteng Militer No, Antidiskriminasi Yes. Jakarta: Kompas. 5 Januari: Hal. 3.

Kwa, D, (2009) “Gambang Kromong dan Wayang Cokek.” Dalam Peranakan Tionghoa Indonesia: Sebuah Perjalanan Budaya. Jakarta: Intisari Mediatama dan Komunitas Lintas Budaya Indonesia.

Shahab, Y. Z. (2003) Identitas dan Otoritas: Rekonstruksi Tradisi Betawi. Depok: Laboratorium Antropologi, FISIP UI.

Suparlan, P. (2004a). Antropologi Perkotaan. Jakarta: Yayasan Pengembangan Ilmu Kepolisian.

_______________. (2004b). Antropologi Perkotaan. Jakarta: Yayasan Pengembangan Ilmu Kepolisian.

Suryadinata, L, dkk. (2003). Penduduk Indonesia: Etnis dan agama Dalam Era Perubahan politik. Jakarta: LP3ES.

Ruchiat, R. (2000). Iktisar Kesenian Betawi. Jakarta: Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Propinsi DKI Jakarta.

Waluyo, E, H. (2013). “Akulturasi Budaya Cina pada Arsitektur Mesjid Kuno di Jawa Tengah”, Jurnal Desain Vol 1 No 1.

Witanto, E. P. 2004 “Sinolog dari UI: Tionghoa Tidak Homogen”. Jakarta: Kompas. 5 Januari.

Woodward, K.(Ed). (1999). Identity and Difference: Culture, Media and Identities. London: SAGE Publications Ltd.

Wright, S. dan Shore, C. (ed.) (1997) “Policy: A new field of Anthropology”, dalam Cris Shore dan Susan Wright (editor) Anthropology of Policy: Critical Perspectives on Governance and Power. London & New York: Routledge, hal. 3-39.




DOI: http://dx.doi.org/10.30998/jurnaldesain.v6i2.2997

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Risma Sugihartati

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.


Editorial Office:
Institute for Research and Community services (LPPM)
Universitas Indraprasta PGRI

Address: Campus A Building 3, 2nd Floor | Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Jakarta, Indonesia.
Phone: (021) 7818718 – 78835283 ext. 123 
Work Hour: 09.00 AM – 08.00 PM | Close in sunday and public holidays in Indonesia

Creative Commons License
Jurnal Desain is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

View Jurnal Desain Statistics