Dua lukisan hiperealisme Dede Eri Supria: kontestasi budaya tradisi dan modern dalam kehidupan masyarakat urban di Jakarta

Guruh Ramdani(1*), M. Yoesoef(2), Tommy Christomy(3), Shuri Mariasih Gietty Tambunan(4)

(1) Institut Pertanian Bogor
(2) Universitas Indonesia
(3) Universitas Indonesia
(4) Universitas Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Artikel ini bertujuan untuk memahami lukisan hiperealisme Dede Eri Supria tentang kehidupan masyarakat urban Jakarta, pada lukisan “Kaum Urban” dan “The Labirynth.” Kedua lukisan menunjukkan artikulasi artistik yang mengungkapkan terjadinya kontestasi kehidupan tradisi dan modern pada masyarakat urban Jakarta. Kontestasi tersebut muncul karena faktor ekses pembangunan fisik Jakarta, termarjinalisasinya kaum urban dalam gerak dan kuatnya hegemoni modernisme kota Jakarta, yang melemahkan nilai-nilai tradisi dalam kehidupan kaum urban. Pembahasan mengenai tematik dalam lukisan Dede Eri Supria menggunakan konsep hegemoni Gramsci. Metode deskriptif analitis digunakan untuk membahas lukisan Dede Eri Supria. Selain itu, informasi mengenai proses kreatifnya dilakukan melalui teknik wawancara dan studi pustaka. Hasil yang diperoleh adalah, Jakarta sebagai ruang publik (sosial dan budaya) merepresentasikan kehidupan modern sekaligus tradisi yang diekspresikan masyarakat urban diaspora dari berbagai latar belakang budaya. Ruang sosial dan budaya itu menstimulus proses kreatif Dede Eri Supria sehingga menghasilkan gaya hiperealis sebagai artikulasi dari kontestasi tradisi dan modern.


Keywords


kontestasi; urban; hegemoni; hiperealisme

Full Text:

PDF (Indonesian)

References


Adnan, G. (2021a). Stratifikasi sosial dan perjuangan kelas dalam perspektif Max Weber. https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/19547.

Adnan, G. (2021b). Stratifikasi Sosial dan Perjuangan Kelas Dalam Perspektif Max Weber. Transformatif, 3(1).

Adryamarthanino, V. (2022). Trilogi pembangunan: Tujuan, isi, dan kontroversi. https://www.kompas.com.

Arsip Nasional Republik. (2018). Guide arsip presiden ke-2 Republik Indonesia: Soeharto 1967-1998. Direktorat Pengolahan Arsip Nasional Republik Indonesia.

Biagi, F. (2020). Henri Lefebvre’s urban critical theory: Rethinking the city against capitalism. International Critical Thought, 10(2), 214–231. https://doi.org/10.1080/21598282.2020.1783693.

Bujono, B. (2012). Guncangan pada kenyataan: Seni rupa Indonesia dalam kritik dan esai. Dewan Kesenian Jakarta.

Daring, K. B. B. I. (2024). Labirin. Diakses tanggal 8 Oktober 2024. https://kbbi.web.id/labirin

Fiyanto, A. (2015). Permasalahan kehidupan kaum urban sebagai tema karya seni lukis. Brikolase, 7(1).

Göle, N. (2024). Public space democracy: Performative, visual, and normative dimensions of politics in a global age. Contemporary Political Theory, 23, 666–669. https://doi.org/10.1057/s41296-024-00677-1

Griffin, G. (2017). A dictionary of gender studies. Oxford University Press. https://doi.org/10.1093/acref/9780191834837.001.0001

Hall, S. (1997). Representation: Cultural representations and signifying practices. Sage Publications.

Harahap, F. R. (2013). Dampak urbanisasi bagi perkembangan kota di Indonesia. Jurnal Society, 1(1).

Hidayati, D. N. (2021). Urbanisasi dan dampak sosial di kota besar Indonesia.

Indriani, F. (2020). Mengenal Rendra, si Burung Merak pendiri Bengkel Teater. https://kumparan.com

Jurriëns, E. (2021). Urban transition through Indonesian art: From the generation of ’66 to the millennials. World Art, 11(2), 229–254. https://doi.org/10.1080/21500894.2021.1893806

Karsono, S. (2020). Flâneur, popular culture and urban modernity: An intellectual history of New Order Jakarta. Asian Studies Review.

Li, D. (2022). Counterhegemonic: A cultural approach to preserving squatter settlements - The case of Treasure Hill Village in Taipei. International Journal of Heritage Studies, 28(4), 460–475. https://doi.org/10.1080/13527258.2021.2010234

Maklai, B. L. M. (1998). Menguak luka masyarakat, beberapa aspek seni rupa kontemporer Indonesia sejak 1966. Gramedia Pustaka Utama.

Mayrudin, Y. M. (2018). Menelisik program pembangunan nasional di era pemerintahan Soeharto. Journal of Government (JOG, 4(1).

Mayun. (2021). Hegemoni fashion Barat pada busana bangsawan di Bali Utara (1800-1940. Mudra Jurnal Seni Budaya, 36(2).

Moelyono. (1997). Catatan kepada Dede Eri Supria. Dalam Seni rupa penyadaran. Yayasan Bentang Budaya.

Mulyadi, E. (1999). Pengantar buku Dede Eri Supria: Elegi kota besar. Yayasan Seni Rupa AiA.

Prasodjo, I. (2018). Dampak urbanisasi bagi pembangunan manusia 2010-2016: Studi kasus Jakarta. https://www.researchgate.net/publication/329300334

Pratiwi, D. A., Safitri, I., & Farika, L. (2021). Kritik sosial dalam kumpulan puisi W.S. Rendra: Kehidupan masyarakat di Indonesia. Cakrawala Linguista, 2(2), 59–67.

Purwaningrum, D. G., Sugiarto, T., & Windiasih, R. (2018). Rumah Langit’ harapan pendidikan anak marjinal (Studi tentang pemberdayaan bidang pendidikan di Kelurahan Kampung Tengah, Kecamatan Kramatjati. Jakarta Timur). Jurnal Interaksi Sosiologi, 1(1).

Rismayanti, R., Hasjim, M., & Kurniawan, M. F. (2021). The existence of virtual theater performances in the pandemic era. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 660, 419–423.

Rose, G. (2014). Visual methodologies. In D. G. Griffin (Ed.), Research methods for English studies (edisi ke-2, hlm (pp. 69–92). Edinburgh University Press.

Sedyawati, E. et al. (1987). Sejarah Kota Jakarta 1950-1980. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Simatupang, S. (2014). Social production of space di Jakarta: Modernisasi, dan globalisasi, dan keberlanjutan. Scale10, 2(2).

Soedarso, S. P. (1990). Sejarah perkembangan seni rupa modern. Saku Dayar Sana.

Stevenson, D. (2003). Cities and urban cultures. Open University Press.

Sulistyorini, A. (2020). Dari urbanisasi ke ruralisasi: From urbanization to ruralization. MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur, 2(1), 145–162.

Sungkar, A. (2022). Lirisisme dalam senirupa Indonesia. Jurnal Seni Rupa, 6.

Supria, D. E. (1979). Realisme gaya seni lukis yang nyaris bangkrut. Dalam Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia: Kumpulan Karangan. PT Gramedia.

Susilowati, A. (2020). Kembalinya realisme seni kontemporer sebagai penyebab kemunculan seni rupa realisme di setiap zaman. Desain Komunikasi Visual, 9(1).

Timmerman, B. Y. (2022). Kajian budaya perkotaan perspektif Lefebvrian seni sebagai disalienasi dan prospek estetika urban. Jurnal Kajian Seni, 147–166.

Wango, K. (2020). The role of hyperrealism in painted portraiture – Engaging culture: Analysis of portraiture by Eddy Ochieng. East African Journal of Interdisciplinary Studies, 2(1).

Wiyanto, H. (2004). Perginya ‘Pipa Penghubung’, Gendut Riyanto (1955-2003. Kompas. https://dgi.or.id/read/news/perginya-pipa-penghubung-gendut-riyanto-1955-2003.html

Wright, A. (1994). Dede Eri Supria: Urban chronicles. Dalam Soul, Spirit and Mountain: Preoccupations of Contemporary Indonesian Painters. https://www.artdesigncafe.com




DOI: http://dx.doi.org/10.30998/jd.v12i2.26343

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 GURUH - RAMDANI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.


Editorial Office:
Institute for Research and Community services (LPPM)
Universitas Indraprasta PGRI

Address: Campus A Building 3, 2nd Floor | Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Jakarta, Indonesia.
Phone: (021) 7818718 – 78835283 ext. 123 
Work Hour: 09.00 AM – 08.00 PM | Close in sunday and public holidays in Indonesia

Creative Commons License
Jurnal Desain is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

View Jurnal Desain Statistics