MENONTON INDONESIA DI REMANG KABUT EUFORIA REFORMASI

Bambang Sukma Wijaya(1*)

(1) Pusat Penelitian Bidang Bahasa dan Seni Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI
(*) Corresponding Author

Abstract


Jika pada masa Orde Baru, dinamika politik dalam produksi dan konsumsi budaya pop terjebak dalam pertentangan antara kubu yang menerima dan kubu yang melawan status quo yang berpusat pada ideologi resmi yang ‘diakui’ rezim pemerintahan yakni kombinasi Kejawen, sekularisme, militerisme, bapakisme dan Pembangunanisme serta kepribumian, maka pada masa pasca-Orde Baru atau Reformasi perseteruan politik identitas berkelindan di antara: (a) semangat kedaerahan dan kewenangan nasional, (b) sinkretisme Jawa dan meningkatnya kesalehan baru Islam, (c) patriarki dan gerakan perempuan, (d) selera budaya tinggi dan rendah, dan (e) kesenjangan dan pemberdayaan teknologi. Tulisan ini menelaah artikel-artikel menarik mengenai perkembangan budaya pop di Indonesia pasca Orde Baru yang dirangkum dan dieditori oleh Ariel Heryanto dalam bukunya berjudul “Budaya Populer di Indonesia, Mencairnya Identitas Pasca-Orde Baru”. Tidak hanya menelaah melalui pembingkaian ulang fenomena dan kajian budaya populer di Indonesia pasca Orde Baru agar lebih kontekstual, di sini saya juga berusaha menganalisis dan mengritisi setiap artikel agar membuka horizon lebih luas dalam melihat fenomena yang ada dan menjadi referensi bagi periset selanjutnya.


Keywords


budaya populer; pasca orde baru; euforia reformasi

Full Text:

PDF

References


Alasuutari, Pertti (1999). ‘Introduction: Three Phases of Reception Studies’ dalam Pertti Alasuutari (ed), Rethinking the Media Audience: the New Agenda. London: Sage Pub

Collins, Jim (2005). ‘Television and Postmodernism’ dalam Robert C. Allen (ed). Channels of Discourse, Reassembled: Television and Contemporary Criticism. USA: Routledge

Heryanto, Ariel (2012). Budaya Populer di Indonesia: Mencairnya Identitas Pasca-Orde Baru. Penerj: Eka S. Saputra dari judul asli terbitan Rotledge, 2008, London & NY: ‘Popular Culture in Indonesia, Fluid Identities in Post-Authoritarian Politics’. Yogyakarta: Jalasutra

Kapchan, Deborah A. & Pauline Turner Strong (1999). ‘Theorizing the Hybrid’. The Journal of American Folklore, 112 (445), pp. 239-253

Prananto, Jujur (2002). Ada Apa dengan Cinta? Sebuah Skenario Jujur Prananto. Jakarta: Miles Production

Saukko, Paula (2003). Doing Research in Cultural Studies: An Introduction to Classical and New Methodological Approaches. London: Sage Pub




DOI: http://dx.doi.org/10.30998/jurnaldesain.v1i02.687

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Bambang Sukma Wijaya

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.


Editorial Office:
Institute for Research and Community services (LPPM)
Universitas Indraprasta PGRI

Address: Campus A Building 3, 2nd Floor | Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Jakarta, Indonesia.
Phone: (021) 7818718 – 78835283 ext. 123 
Work Hour: 09.00 AM – 08.00 PM | Close in sunday and public holidays in Indonesia

Creative Commons License
Jurnal Desain is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

View Jurnal Desain Statistics