Figur Semar sebagai simbol budaya dalam pandangan masyarakat Jawa

Yayah Rukiah(1*), Ranang Agung Sugihartono(2), Sarwanto Sarwanto(3), Sunardi Sunardi(4)

(1) Institut Seni Indonesia, Surakarta
(2) Institut Seni Indonesia, Surakarta
(3) Institut Seni Indonesia, Surakarta
(4) Institut Seni Indonesia, Surakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


Artikel ini membahas figur Semar sebagai simbol budaya yang memiliki makna mendalam dalam pandangan masyarakat Jawa. Semar, yang dikenal sebagai tokoh bijaksana dalam dunia pewayangan, tidak hanya berperan sebagai penasihat tetapi juga menjadi lambang spiritualitas, kesederhanaan, dan kedamaian. Dalam kehidupan masyarakat Jawa, Semar dipandang sebagai representasi nilai-nilai luhur yang mengajarkan kearifan lokal, penghormatan terhadap tradisi, serta panduan moral dalam menjalani kehidupan. Kajian ini mengungkap bagaimana simbol Semar terus relevan sebagai inspirasi dan panduan, meskipun mengalami transformasi makna seiring dengan perkembangan zaman. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan figur Semar dalam rupa wayang kulit purwa gaya Surakarta, dan juga untuk menjelaskan figur Semar sebagai ajaran budaya masyarakat Jawa. Metodologi yang digunakan untuk mengkaji tokoh Semar menggunakan metode kualitatif dengan interaksi analitis. Data primer dalam hal ini bentuk dari wayang kulit Semar dari koleksi Kerayon Kasunanan dan Ki Bambang Suwarno, dengan dielaborasi dengan hasil wawancara juga studi literatur yang relevan. Hasil dari penelitian ini menegaskan pentingnya peran Semar dalam membentuk identitas dan jatidiri masyarakat Jawa.

Keywords


Semar; wayang kulit; ajaran budaya; masyarakat Jawa

Full Text:

PDF

References


Achmad, S. W. (2014). Ensiklopedia karakter tokoh-tokoh wayang. Araska Publisher.

Ahmadi, A. (2016). Kriya wayang kulit purwa gaya Surakarta identifikasi pola, aneka tatahan dan sunggingannya. ISI Press Surakarta.

Benedictus, R. A., Murniati, J., Panggabean, H., Marta, R. F., Trimpop, R., & Eigenstetter, M. (2024). The tale of “Semar Mbangun Kahyangan”: symbolic message in Javanese society. Jurnal Studi Komunikasi, 8(3), 506–520. https://doi.org/https://doi.org/10.25139/jsk.v8i3.8668

Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2009). Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Endraswara, S. (2010). Falsafah hidup Jawa: Menggali mutiara kebijakan dari intisari filsafat kejawen. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala

Kresna, A. (2012). Punakawan: Simbol kerendahan hati orang Jawa. Narasi.

Moleong, L. J. (2015). Metodologi penelitian kualitatif (Edisi Revi). PT. Remaja Rosdakarya.

Mukaddas, A. B. (2021). Unsur-unsur seni rupa dalam pertunjukan wayang kulit purwa. Balo Lipa : Jurnal Pendidikan Seni Rupa, 1(1), 1–9. https://journal.unismuh.ac.id/index.php/balolipa/article/view/5087/3359

Mulyono, S. (1989). Apa dan siapa Semar. CV. Haji Masagung.

Nugroho, C. (2023). Asal-usul mitos tokoh Semar; Eksistensi dan esensinya bagi masyarakat Jawa. Lakon: Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang, Vol. 20 No, 1–9. https://doi.org/https://doi.org/10.33153/lakon.v20i1.5448

Nurcahyo, J. (2018). Makna simbolik tokoh wayang Semar dalam kepemimpinan Jawa. Jurnal Media Wisata, Vol. 16, n, 1069–1076. https://doi.org/https://doi.org/10.36276/mws.v16i2.265

Pramudiyanto, A., Supana, & Rohmadi, M. (2018). Characteristic of wong cilik on wayang kulit wanda of Panakawan figures. Humanus: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Humaniora, 17(2), 174–187. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/humanus/index

Setiawan, E. (2017). Makna filosofi wayang purwa dalam lakon Dewa Ruci. Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 05(02), 399–418.

Siswanto, N. (2019). Filosofi kepemimpinan Semar. Jurnal Panggung, Vol. 29 No, 254–268. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v29i3

Solichin, Suyanto, & Sumari. (2017). Ensiklopedi wayang Indonesia edisi revisi tahun 2017. Mitra Sarana Edukasi.

Sudarmanto. (2017). Kamus lengkap bahasa Jawa. Widya Karya.

Sulardi, R. M. (1953). Printjening gambar ringgit purwa. Balai Pustaka.

Sunarto. (1997). Seni gatra wayang kulit purwa. Dahara Prize.

Sunarto. (2012). Panakawan wayang kulit purwa: Asal-usul dan konsep perwujudannya. Jurnal Seni Dan Budaya Panggung.

Suwarno, B., Haryono, T., Soedarsono, R. M., & Soetarno. (2014). Kajian bentuk dan fungsi wanda wayang kulit purwa gaya Surakarta, kaitannya dengan pertunjukan. Gelar Jurnal Seni Budaya, vOL. 12, n. https://doi.org/https://doi.org/10.33153/glr.v12i1.1487

Tjahyadi, S. (2009). Dekonstruksi pemahaman budaya Jawa tentang hakikat dan hubungan kawulu-gusti pada lakon wayang “Semar Kuning.” Jurnal Filsafat, 19(2), 103–125. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jf.3441

Waluyo, P., & Rustandi, Y. (2022). Fenomena mitos Semar sebagai bentuk religiositas masyarakat dalam novel pol karya Putu Wijaya. Jurnal Salaka, Vol. 4 No., 10–15. https://doi.org/https://doi.org/10.33751/jsalaka.v4i1.5672




DOI: http://dx.doi.org/10.30998/jd.v12i1.23060

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Yayah Rukiah, Ranang Agung Sugihartono, Sarwanto Sarwanto, Sunardi Sunardi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.


Editorial Office:
Institute for Research and Community services (LPPM)
Universitas Indraprasta PGRI

Address: Campus A Building 3, 2nd Floor | Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Jakarta, Indonesia.
Phone: (021) 7818718 – 78835283 ext. 123 
Work Hour: 09.00 AM – 08.00 PM | Close in sunday and public holidays in Indonesia

Creative Commons License
Jurnal Desain is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

View Jurnal Desain Statistics