Representasi Femininitas dan Maskulinitas dalam Film “27 Steps of May”

Rista Ihwanny(1*), Muhammad Iqbal Qeis(2)

(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author

Abstract


27 Steps of May adalah film Indonesia karya sineas Ravi Bharwani yang dirilis pada 2018 dan menjadi film yang penting untuk dikaji karena mengangkat tema sensitif yang terpinggirkan dalam industri film. Film ini mengangkat kisah seorang anak perempuan bernama May yang hanya tinggal berdua dengan ayahnya. May menjadi korban pemerkosaan pada kerusuhan 1998, di saat usianya hanya 14 tahun. Film ini berfokus pada bagaimana May dan sang ayah menjalani kehidupan pasca kejadian pemerkosaan tersebut. Tokoh May dan sang ayah yang disandingkan dalam film terlihat sebagai suatu oposisi biner, yaitu tokoh perempuan yang menjadi representasi femininitas dan tokoh laki-laki yang menjadi representasi maskulinitas. Artikel ini akan menganalisis bagaimana femininitas dan maskulinitas dimunculkan melalui dua tokoh tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika John Fiske. Adegan-adegan dalam film akan dianalisis melalui tiga tahapan, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film 27 Steps of May di satu sisi masih melestarikan nilai-nilai femininitas dan maskulinitas yang beroperasi dalam masyarakat. Namun di sisi lain, film ini juga menunjukkan pergeseran dari nilai-nilai status quo tersebut. Temuan ini menegaskan bahwa sineas Indonesia melalui karyanya turut menjadi agen perubahan dengan berusaha mendobrak nilai-nilai tradisional femininitas dan maskulinitas yang sudah terlalu mengakar di masyarakat.


Keywords


27 Steps of May; Femininitas; Maskulinitas; Semiotika; John Fiske

Full Text:

PDF (Indonesian)

References


Antara News. (2019, Juli 30). “27 Steps of May” dapat dua penghargaan di festival film Malaysia. https://www.antaranews.com/berita/983002/27-steps-of-may-dapat-dua-penghargaan-di-festival-film-malaysia.

Barnwell, J. (2019). The fundamentals of film-making. AVA Publishing.

Dise, J. (2016, Juli 12). Filmmaking 101: Camera shot types. https://www.bhphotovideo. com/explora/video/tips-and-solutions/filmmaking-101-camera-shot-types.

Fiske, J. (2001). Television culture: Popular pleasures and politics. Taylor & Francis e-Library.

Hole, K. L., Jela?a, D., Kaplan, E. A., & Petro, P. (Eds.). (2017). The Routledge companion to cinema and gender. Routledge.

Kurnia, N. (2004). Representasi maskulinitas dalam iklan. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 8(1), 17-36.

Mudassir, R. (2019, Februari 15). Film traumatik 1998 ’27 Steps of May’ tayang perdana di Jakarta. Bisnis.com. https://lifestyle.bisnis.com/read/20190215/254/889443/ film-traumatik-1998-27-steps-of-may-tayang-perdana-di-jakarta.

Nugraheny, D. E. (2021, Mei 13). Tragedi Mei 1998 dan lahirnya Komnas Perempuan. Kompas.com.https://nasional.kompas.com/read/2021/05/13/22375121/tragedi-mei-1998-dan-lahirnya-komnas-perempuan?page=all.

Qeis, M. I., Muntazori, A. F., & Amzy, N. (2018). Visual analysis of Fair & Lovely commercial and how it represents the image of nowadays Indonesian muslimat. International Journal of Scientific & Technology Research, 7(11), 160-165.

Robotham, T. (2022). Cinematic storytelling: A comprehensive guide for directors and cinematographers. Routledge.

Rodman, R. (1997). And now an ideology from our sponsor: Musical style and semiosis in American television commercials. College Music Symposium, 37, 21–48.

Sobur, A. (2004). Semiotika komunikasi. Remaja Rosdakarya.




DOI: http://dx.doi.org/10.30998/deiksis.v14i2.12900

Article Metrics

Metrics Loading ...

Metrics powered by PLOS ALM

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Rista Ihwanny, Muhammad Iqbal Qeis, Muhammad Iqbal Qeis

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

  Publisher:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI

Address: Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Jakarta, Indonesia. 
Phone: +62 (021) 7818718 – 78835283 | Close in sunday and public holidays in Indonesia
Work Hours: 09.00 AM – 08.00 PM
Best hours to visit: From 9 am to 11 am or after 3 pm. The busiest times are between 11 am and 3 pm. 


  Creative Commons License
Deiksis is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.