PENGARUH PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN GENDER SERTA PARTISIPASI ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/ KOTA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2020

Abstract

 Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di suatu daerah (Hartono, 2022a). Tingginya pertumbuhan ekonomi diharapkan akan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta pencapaian kemakmuran bangsa dan daerah. Efektivitas pertumbuhan ekonomi akan lebih terjamin jika diikuti dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusia serta berkurangnya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan (Hartono, 2020). Kesenjangan baik dalam hal peranannya ataupun perolehan hak-hak atas meningkatnya perekonomian. Perempuan yang sering kali menjadi penerima pasif dari manfaat pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan perannya dalam pertumbuhan ekonomi. Melalui hal tersebut proses pembangunan tidak akan menyisakan masalah kesenjangan atau ketimpangan gender.

Dalam isu MDGs, peningkatan pertumbuhan ekonomi untuk menurunkan kemiskinan harus mampu mendorong peningkatan kesetaraan gender. Pencapaian kesetaraan gender artinya menghilangkan kesenjangan pembangunan antara laki-laki dan perempuan disegala bidang. Tingginya kesetaraan gender akan mendorong produktivitas, pertumbuhan ekonomi dan efisiensi pembangunan secara keseluruhan. Ketimpangan gender dapat menyebabkan pembangunan tidak dapat mencapai potensi maksimalnya. Ketimpangan gender dinilai dapat menghambat perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang melambat tentu berdampak negatif pada pendapatan, baik di level nasional, regional, maupun level per kapita (Hartono, 2022b). Ketimpangan gender terjadi pada pendidikan, lapangan peker-jaan, akses atas sumber daya, ekonomi, kekuasaan, dan partisipasi politik. Rendahnya kesetaraan gender dianggap membatasi produktifitas, pertumbuhan ekonomi, dan efisiensi pembangunan.

Tenaga kerja merupakan poros roda pembangunan dan perekonomian negara. Tenaga kerja yang memperoleh pekerjaan dan berkerja secara produktif akan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Keseimbangan penggunaan tenaga kerja dibutuhkan dalam pemanfaatan maksimal dari tenaga kerja sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi (Rizky, M; Hartono, 2022). Mendapatkan pekerjaan berarti bekerja dan menghasilkan output. Output dan tenaga kerja memliki hubungan erat. Meningkatnya tenaga kerja berarti meningkatnya output per orang yang dipekerjakan biasa disebut produktivitas tenaga kerja. Peningkatan produktivitas tenaga kerja menjadi kontribusi utama dalam naiknya pertumbuhan ekonomi. Ketika pertumbuhan ekonomi naik maka jumlah tenaga kerja terserap juga akan naik.

Berdasarkan laporan BPS tahun 2021 salah satu provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi adalah Provinsi Jawa Timur. BPS (2021) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur berdasarkan besaran pertumbuhan cenderung mengalami penurunan sebesar -2,38% dari tahun sebelumnya (Tampubulon, 2019). Oleh karena itu, penurunan pertumbuhan ekonomi ini perlu dikaji lebih mendalam untuk mengetahui variabel apa saja yang dapat  mempengaruhinya