TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA HUMANISME PADA MASA RENAISANS ABAD KE 14 SAMPAI 17

Nur Fajar Absor(1*), Laely Armiyati(2), Vidia Putri Pangestika(3), Cut Zahara Maulida(4), Thasya Febri Riliani(5)

(1) 
(2) 
(3) 
(4) 
(5) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tumbuh dan berkembangnya humanisme pada masa Renaisans abad ke 14-17, mulai dari aspek lahirnya, tokoh-tokohnya, hingga dampak yang ditimbulkan dari humanisme. Sedangkan, metode penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat langkah, yakni: (1) Heuristik; (2) Kritik; (3) Interpretasi; (4) Historiografi. Hasil penelitian menemukan bahwa humanisme merupakan gerakan khas Renaisans yang dicetuskan oleh Francesco Petrarch menekankan pada nilai dan martabat manusia di atas segala-galanya, serta menjadikan kepentingan manusia sebagai ukuran kebenaran yang mutlak. Awalnya, humanisme bukanlah anti-Kristen, saat itu mereka menekankan bentuk agama Kristen yang lebih murni, yakni yang didasarkan pada studi langsung Alkitab dan tulisan-tulisan oleh para bapa gereja. Selain Petrarch, terdapat tokoh-tokoh humanisme lainnya pada saat itu, yakni: (1) Desiderius Erasmus; (2) Francois Rabelais; (3) Sir Thomas More; (4) William Shakespeare. Adapun, dampak dari humanisme adalah: (1) Munculnya kebebasan berekspresi dalam bidang kesenian; (2) Timbulnya Reformasi Gereja; (3) Sekulerisme/ateisme; (4) Rasionalisme; (5) Individualisme. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa humanisme adalah suatu aliran atau pandangan hidup yang lahir pada masa Renaisans yang mengajarkan kepada manusia bahwa semua manusia adalah sama, bagian dari dunia dan ciptaan Tuhan. Pada awalnya humanisme bukanlah anti-kristen, namun apabila dilihat perkembangannya sekarang, para humanis banyak yang berpikiran sekuler atau bahkan ateis, karena mereka menganggap bahwa kebebasan manusia berada di atas segala-galanya. Kata Kunci: Humanisme, Renaisans, Petrarch

Full Text:

PDF (Indonesian)

References


Ardanareswari, I. (2019). Jalan Terjal

Desiderius Erasmus Mereformasi

Gereja di Eropa. Retrieved from tirto.id

website: https://tirto.id/jalan-terjaldesiderius-erasmus-mereformasigereja-di-eropa-edvN

Ashidqi, F. (2014). Problem Doktrin

Sekulerisme. Kalimah, 12(2), 213.

https://doi.org/10.21111/klm.v12i2.237

Azmi, A. (2013). Individualisme Dan

Liberalisme Dalam Sekularisme Media

Amerika. Humanus, 12(1), 33.

https://doi.org/10.24036/jh.v12i1.3102

Garrison, J. (2012). Shakespeare and

Friendship: An Intersection of Interest.

Literature Compass, 9(5), 371–379.

https://doi.org/10.1111/j.1741-

2012.00886.x

Grudin, R. (2020). Humanism. Retrieved

from britannica.com website:

https://www.britannica.com/topic/huma

nism

Haikal, H. (1989). Renaissance dan

Reformasi. Jakarta: Depdikbud Ditjen

Pendidikan Tinggi Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan.

Hale, J. R. (1984). Abad Besar Manusia,

Sejarah Kebudayaan Dunia: Zaman

Renaissance. Jakarta: Tira Pustaka.

History.com. (2020). Renaissance. Retrieved

from history.com website:

https://www.history.com/topics/renaissa

nce/renaissance

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa: Edisi Keempat. (2008).

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Manzini, F., Manzini, C., Cesana, G., &

Riva, M. A. (2017). The contribution of

intellectuals to the history of

traumatology during the Renaissance:

treatment of femoral fracture through

François Rabelais’ glossocomion.

International Orthopaedics, 41(2), 429–

https://doi.org/10.1007/s00264-

-3323-z

Muzairi. (2016). Pokok-Pokok Pikiran dalam

Manifesto Humanisme Religius (Kajian

dari Perspektif Sosiologi Agama).

Sosiologi Agama: Jurnal Ilmiah

Sosiologi Agama Dan Perubahan

Sosial, 10(1), 125–146.

Oktaviani, J., & Pramadya, T. P. (2019).

Model Negara Kekuasaan: Orde Baru

dalam Tinjauan Pemikiran Hobbes dan

Niccolo Machiavelli. Indonesian

Perspective, 4(2), 175–190.

https://doi.org/10.14710/ip.v4i2.26701

Perry, M. (2014). Peradaban Barat: Dari

Zaman Kuno Sampai Zaman

Pencerahan. Yogyakarta: Kreasi

Wacana.

Pranoto, M. M. (2006). Kehendak Bebas di

Dalam Teologi Martin Luther. Veritas:

Jurnal Teologi Dan Pelayanan, 2(7),

–224.

https://doi.org/10.1017/CBO978110741

004

Riyadi, A., & Sukma, H. V. (2019). Konsep

Rasionalisme Rene Descartes Dan

Relevasinya Dalam Pengembangan

Ilmu Dakwah. Jurnal An-Nida, 11(2).

Saifullah, S. (2014). Renaissance dan

Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya

Filsafat Modern. Jurnal Ushuluddin,

(2), 133–144.

https://doi.org/10.24014/JUSH.V22I2.7

Steelwater, E. (2012). Humanism. In

Encyclopedia of Applied Ethics (pp.

–682).

https://doi.org/10.1016/B978-0-12-

-2.00208-8

Sulasman. (2014). Metodologi Penelitian

Sejarah: Teori, Metode, dan Contoh

Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.

Wijaya, D. N., Mashuri, M., & Nafi’ah, U.

(2017). Humanisme Menurut Niccolo

Machiavelli. Jurnal Teori Dan Praksis

Pembelajaran IPS, 2(2), 53–60.

https://doi.org/10.17977/um022v2i2201

p053




Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Indraprasta PGRI Address: Jl. Raya Tengah No.80, RT.6/RW.1, Gedong, Kec. Ps. Rebo, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13760, Indonesia Contact Email : jurnal.alur@unindra.ac.id Contact Phone : +6281213563171 Company : Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Indraprasta PGRI