KAJIAN MITOLOGI DAN DEKONSTRUKSI TOKOH WAYANG TETUKA

Febrianto Saptodewo(1*)

(1) Pusat Penelitian Bidang Bahasa dan Seni Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI
(*) Corresponding Author

Abstract


Dalam pewayangan sendiri tokoh Tetuka di pewayangan versi Jawa maupun India sendiri Bambang Tetuka hanya sebagian kecil dari cerita kelahirannya Gatotkaca. Yang menarik adalah bahwa epos Mahabharata juga menjadi sumber bagi mitologi wayang orang Jawa meski dalam beberapa hal sudah mengalami perubahan dan penyesuaian. Tafsir terhadap mitologi wayang pun beragam. Di satu sisi ia sering dikaitkan sebagai sumber ajaran yang luhur tetapi di sisi lain, khususnya dalam bidang sosio politik, ia dituduh ikut menyuburkan dan melanggengkan budaya feodal. Sedangkan dalam mendekonstruksi berarti memisahkan, melepaskan, dalam rangka mencari dan membeberkan suatu teks. Secara khusus dekonstruksi melibatkan pelucutan oposisi biner hierarkis semisal tuturan/ tulisan, realitas/penampakan, alam/ kebudayaan, kewarasan/ kegilaan, dan lain-lain, yang berfungsi menjamin kebenaran dengan cara mengesampingkan dan mendevaluasi bagian 'inferor' oposisi biner tersebut. Dari cerita Tetuka kita dapat membayangkan bentuk Tetuka walaupun dalam bentuk wayangnya belum ada mencirikan dari teks tersebut. Kata Kunci : Wayang Kulit, Tetuka, Gatotkaca

Full Text:

PDF

References


Barthes, Roland, 2009. Mitologi, Kreasi Wacana, Yogyakarta.

Barker, Chris, 2009. Culturel Studies, Kreasi wacana, Yogyakarta.

Hardjowirogo, 1982. Sejarah Wayang Purwa. Jakarta. Balai Pustaka.

Holt, Claire, 2000. Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia, Terjemahan R. M. Soedarsono, MSPI Bandung.

Ismunandar, K. 1988. Wayang Asal-usul dan Jenisnya. Semarang: Dahara Prize.

Kaelola, Akbar, 2010, Mengenal Tokoh Wayang Mahabarata, Cakrawala

Lubis, Akhyar Yusuf. 2011, Teori dan Konsep-konsep Penting Filsafat Ilmu dan Metodologi Ilmu Pengetahuan Sosial-Budaya Kontemporer, Departemen Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Jakarta.

Mulyono, Sri. 1983. Simbolisme dan Mistisisme dalam Wayang. Jakarta: Gunung Agung.

Pawito. 2007. "Penelitian Komunikasi Kualitatif". Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

Pendit, Nyoman S., 1980. Mahabharata. Jakarta: Bharata Karya Aksara.

Pringgodigdo, AG, 1977, Ensiklopedi Umum, Yogyakarta, Yayasan Kanisius.

Sena Wangi, 1999. Ensiklopedi Wayang Indonesia, jilid 3, Jakarta, Sena Wangi

Sunarto, 1989. Wayang Kulit Purwa Gaya Yogyakarta: Sebuah Tinjauan Tentang Bentuk, Ukiran, Sunggingan. Balai Pustaka.

Jurnal

Guritno, Pandam, Wayang salah satu dimensi dalam dinamika menuju kebudayaan nasional, Analisis Kebudayaan, th. II, no. I 1981/1982.

Ponimin. “Konsep Mitologi Hindu Dalam Ke Senirupaan Wayang Kulit Purwa”. Bahasa dan Seni. tahun 33. Nomor 2, Agustus 2005.




DOI: http://dx.doi.org/10.30998/deiksis.v5i03.474

Article Metrics

Metrics Loading ...

Metrics powered by PLOS ALM

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Febrianto Saptodewo

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

  Publisher:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI

Address: Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Jakarta, Indonesia. 
Phone: +62 (021) 7818718 – 78835283 | Close in sunday and public holidays in Indonesia
Work Hours: 09.00 AM – 08.00 PM
Best hours to visit: From 9 am to 11 am or after 3 pm. The busiest times are between 11 am and 3 pm. 


  Creative Commons License
Deiksis is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.