WAYANG KREASI: AKULTURASI SENI RUPA DALAM PENCIPTAAN WAYANG KREASI BERBASIS REALITAS KEHIDUPAN MASYARAKAT

Dendi Pratama(1*)

(1) Pusat Penelitian Bidang Bahasa dan Seni Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI
(*) Corresponding Author

Abstract


Wayang sebagai sebuah produk budaya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan masyarakat dan lingkungannya. Begitu juga dengan Wayang Kreasi, diciptakan untuk menjawab persoalanpersoalan sosial dalam dinamika kehidupan masyarakat melalui pendekatan desain dan kebudayaan. Penciptaan Wayang Kreasi didasari atas inspirasi kreatif dari wayang-wayang lain yang sebelumnya pernah ada dengan beberapa penyesuaian-penyesuain bentuk untuk mengikuti perkembangan dan pengetahuan yang ada disuatu masyarakat. Dengan pendekatan interpretatif bentuk, fungsi dan makna, secara kritis peneliti mengamati tokoh-tokoh Wayang Kreasi sebagai refleksi pemikiran, sindiran dan kondisi tentang masyarakat dan dinamikanya di sebuah tatanan masyarakat, sehingga penciptaan ini dapat menjadi warna baru dalam dunia pewayangan dan menambah khasanah seni dan budaya di Indonesia saat ini.


Kata Kunci : Wayang Kreasi, Kebudayaan, Desain dan Sosial


Full Text:

PDF

References


Denzin, Norman K., dan Iyvonna S. Lincoln. 2009. Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dharsono. 2004. Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.

. 2007. Estetika Seni Rupa Nusantara. Surakarta: ISI Press Solo.

Haryanto, S. 1988. Pratiwimba Adiluhung: Sejarah dan Perkembangan Wayang. Jakarta: Djambatan.

_________. 1991. Seni Kriya Wayang Kulit. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

. 1995. Bayang-bayang Adiluhung. Jakarta: Djambatan.

Koentjaraningrat. 1977. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

. 2001. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.

. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.

Kuswaryanto. “Art for Art dan Art for Mart: Orientasi Pelestarian dan Pengembangan Seni Pertunjukan Tradisional”, dalam Timbul Haryono. 2009. Seni Dalam Dimensi Bentuk, Ruang, Dan Waktu. Wedatama Widya Sastra, Jakarta.

Lash, Scott. 2008. Sosiologi Postmodernisme. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Mulyono, Sri. 1982. Wayang: Asal-usul, Filsafat dan Masa Depannya. Jakarta: Gunung Agung.

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ritzer, George and Douglas J. Goodman. 2008. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sigit Sukasman. ”Segi Seni Rupa Wayang Kulit Purwa dan Perkembangannya”, dalam Yudoseputro, Wiyoso. 1993. Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Jakarta: Senawangi.

Soetarno. 2007. Sejarah Pedalangan. Surakarta: Institut Seni Indonesia.

Sunarto. 1997. Seni Gatra Wayang Kulit Purwa. Semarang: Dahara Prize.

Van Peursen, Prof. Dr. C.A. 1976. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Yudoseputro, Wiyoso. 1993. Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. Jakarta: Senawangi.

Artikel pada Jurnal Ilmiah

Cohen, Matthew Isaac. 2007. “Contemporary Wayang in Global Contexts” (dalam Asian Theatre Journal, vol. 24, no. 2.)

Murwandani, Nunuk Giari. 2007. “Arsitektur Interior Keraton Sumenep sebagai Wujud Komunikasi dan Akulturasi Budaya Madura, Cina dan Belanda” (dalam Dimensi Interior, Vol. 5, No. 2.)

Poplawska, Marzanna. 2004. “Wayang Wahyu as an Example of Christian Forms of Shadow Theatre” (dalam Asian Theatre Journal, vol. 21, no. 2)




DOI: http://dx.doi.org/10.30998/deiksis.v3i04.442

Article Metrics

Metrics Loading ...

Metrics powered by PLOS ALM

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Dendi Pratama

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

  Publisher:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI

Address: Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Jakarta, Indonesia. 
Phone: +62 (021) 7818718 – 78835283 | Close in sunday and public holidays in Indonesia
Work Hours: 09.00 AM – 08.00 PM
Best hours to visit: From 9 am to 11 am or after 3 pm. The busiest times are between 11 am and 3 pm. 


  Creative Commons License
Deiksis is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.